Berjalan Bersama Yesus

Sepeser Uang Rp10.000
Maret 26, 2022
Kamis Putih – CINTA YANG TANPA BATAS (UNLIMITED LOVE) (Yoh 13:1-15)
April 14, 2022

Setiap insan manusia dapat dipastikan pernah mengalami situasi-situasi terbarat dalam hidupnya. Rasa putus asa, tak berdaya, kecemasan, kerapuhan, dan perasaan sendirian menjadi musuh kita ketika mengalami situasi berat tersebut. Bisa dikatakan bahwa situasi pandemi covid-19 ini menjadi situasi terberat bagi sebagian besar orang dalam lapisan sosial apapun, situasi perekonomian yang tak kunjung pulih, kesehatan yang terancam, mobilitas yang terganggu, dan situasi-situasi lainnya yang menimbulkan beban. Selain efek pandemi, peristiwa lainnya yang kerap terjadi adalah kondisi keluarga yang kurang harmonis, beban pendidikan yang sangat berat, persaingan di dunia kerja yang keras, hidup rohani yang kering, relasi antara orang tua dan anak yang kurang sehat, tubuh yang tak nyaman lagi akibat penyakit, dan kondisi lainnya yang terkadang membawa kita pada titik frustasi. Titik terberat dalam menghadapi sederet persoalan tersebut adalah ketika kita merasa sendirian.

Situasi-situasi tersebut terkadang menutup mata kita terhadap sebuah realita. Kita lupa bahwa sesungguhnya Allah selalu bersama kita, kapanpun dan dimanapun. Lagu rohani terkenal karya Edward Chen yang berjudul ‘Jangan Pernah Menyerah’ mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah menjanjikan jalan yang rata namun Ia berjanji akan selalau menyertai perjalanan hidup kita. Kesadaran akan hal itulah yang sangat kita butuhkan. Perasaan sendirian selamanya tidak bisa dibenarkan, hal ini karena Allah selalu ada dalam hidup kita. Melalui sakramen-sakramen yang kita terima, khususnya dalam ekaristi, kita sungguh bersatu dengan Allah. Allah bukanlah objek yang dapat diindrakan namun dapat dirasakan. Kehadiran Allah tidaklah bisa dilihat dengan mata telanjang namun menggunakan mata iman. Kehadiran orang-orang disekitar kita, kesehatan, kegairahan, kebahagiaan, hari yang indah, keberhasilan dalam menghadapi persoalan, ujian sekolah yang lancar, tertawa, dan rahmat lainnya adalah bukti nyata bahwa Allah ada bersama kita. Dalam hal-hal itulah Allah hadir dan menemai kita.

Usaha kita dalam menjalani hidup dan dengan serba-serbi tantangannya menjadi salah satu cara perwujudan iman kita kepada Allah. Yesus sendiri dalam Injil Matius mengatakan demikian: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (16:24-25). Sabda Yesus tersebut mengingatkan kita bahwa kitapun memiliki kewajiban untuk memanggul salib kita masing-masing dalam mengikuti Yesus. Memang terkadang beban-beban itu terlampau berat untuk kita panggul sendirian. Pertanyaan refleksinya adalah ‘Apakah kita sudah memohon penyertaan dan bantuan kepada Allah?’ Kita diundang untuk memiliki hidup doa untuk menumbuhkan relasi intim dengan Allah. Relasi itu adalah cara utama agar kita dapat menyadari bahwa Ia selalu ada dalam hidup kita dan membantu kita dengan berbagai cara.

Spiritualitas Pater Yohanes Leo Dehon, SCJ (Pendiri Kongregasi SCJ) mengundang anak-anak rohaninya untuk berjalan di jalan salib Kristus (Bdk. Konstitusi SCJ No.12). Rasanya undangan ini tidak lagi terbatas bagi para Dehonian, namun juga menjadi undangan bagi kita semua. Berangkat dari sabda Yesus di atas dan spiritualitas Pater Yohanes Leo Dehon SCJ, kita bersama-sama diundang untuk berjalan bersama bersama Yesus di jalan-Nya dalam memanggul salib kita masing-masing dengan cinta. Cinta adalah sahabat dalam setiap usaha kita untuk memanggul salib. Ingat bahwa Yesus memanggul salib dan wafat di salib karena taat kepada Bapa dan mencintai manusia. Tuhan memberkati kita semua.

 

Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae.

Fr. Marcelinus Wahyu Setyo Aji, SCJ

Share and Enjoy !

0Shares
0 0 0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Call Now
Whatsapp